logo loading

News

Redaksi Newsyess Berbagi: Kisah Pilu Dadong Seni, Janda Tangguh Penjual Ceper yang Hidup Sebatang Kara di Banjar Munduk Desa Siangan

 Senin, 14 Oktober 2024

Indahnya berbagi pada lansia


 

Gianyar,  – Di sebuah sudut Banjar Munduk, Desa Siangan Kabupaten Gianyar, hiduplah seorang wanita renta bernama Dadong Seni. Di usia 80 tahun, ia menjalani hari-harinya dengan kesederhanaan dan ketabahan. Sejak suaminya pergi untuk selamanya beberapa tahun silam, Dadong Seni tinggal seorang diri di rumah tanah kelahirannya. Untuk bertahan hidup, ia masih gigih berjualan ceper, tamas, dan tangkih pelengkap dalam upacara adat Bali yang ia jual sekadarnya demi sesuap nasi.  

Meski kedua anak perempuannya telah menikah dan tinggal bersama suami masing-masing, Dadong Seni tak pernah merasa benar-benar ditinggalkan. “Astungkara, anak saya yang tinggal dekat sini sering datang menjenguk dan membawakan makanan,” ucapnya dengan suara lirih, penuh rasa syukur. Di balik garis-garis usia di wajahnya, tersimpan keteguhan hati seorang ibu yang berharap sederhana: "Semoga saya tetap sehat dan diberi kekuatan untuk terus berusaha, walaupun hasilnya hanya cukup untuk makan sehari-hari."  

Hadirnya Kepedulian di Tengah Kesederhanaan  

Menyadari perjuangan Dadong Seni, Ngakan Putu Suardika, pemimpin redaksi Newsyess yang akrab disapa Ngakan Yess, datang mengetuk pintu rumahnya. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang semakin keras, momen kecil seperti ini menjadi napas baru membawa kebahagiaan sederhana dalam wujud paket sembako. "Kami tak membawa banyak, hanya ingin berbagi sedikit kebahagiaan," tutur Ngakan Yess dengan lembut.  

Dalam kesunyian rumah tua itu, pertemuan kecil antara Dadong Seni dan tim Newsyess menjadi bukti bahwa kasih sayang tak selalu datang dalam bentuk besar, tetapi melalui perhatian dan kehadiran. Ngakan Yess berharap kunjungan ini bukan hanya sebatas pemberian sembako, tetapi juga semangat bagi Dadong Seni untuk terus melangkah, meski dalam kesederhanaan yang kerap menghimpit.  

“Kita sering lupa bahwa kebahagiaan tak selalu tentang kelimpahan materi. Kadang, senyum dan perhatian kecil justru lebih berarti,” ujar Ngakan Yess sambil memandang hangat sosok Dadong Seni yang menerima bantuan dengan mata berbinar.  

Doa dan Harapan di Ujung Senja  

Dadong Seni, dengan segala keterbatasannya, tak pernah meminta lebih dari hidup. Ia hanya berharap diberi kesehatan agar bisa terus berusaha dan menjalani sisa usianya dengan damai. Setiap ceper yang ia rangkai, setiap tamas dan tangkih yang ia jual, adalah bukti bahwa ia tak ingin menyerah pada nasib.  

“Saya tidak mau bergantung,” katanya pelan. “Selama masih bisa, saya ingin tetap bekerja. Semoga Tuhan memberikan saya kekuatan.”  

Dalam keheningan rumahnya, Dadong Seni kembali mengucap syukur atas perhatian yang ia terima. "Astungkara, hari ini terasa berbeda. Ada yang datang membawa kebahagiaan," bisiknya, seolah berbicara kepada semesta.  

Ngakan Yess pun menutup pertemuan itu dengan pesan penuh makna: “Semoga kami bisa terus hadir dan menjadi bagian dari perjalanan orang-orang seperti Dadong Seni, yang mengajarkan kepada kita semua arti dari keteguhan dan rasa syukur.”  

Di senja yang kian menua, langkah-langkah Ngakan Yess dan tim meninggalkan rumah Dadong Seni, membawa serta harapan bahwa kebersamaan sekecil apa pun dapat menjadi cahaya di tengah gelapnya kesepian.(TimNewsyess)


Penulis : Tim Klungkungnews


Siapa Calon Bupati Buleleng 2024 Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024



Siapa Calon Wakil Walikota Denpasar Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024


Terpopuler