logo loading

Tokoh

 Perjalanan 32 Tahun Pemucuk LPD Sibangkaja, I Made Sudana, SH, Ngayah dari kecil hingga Miliki Aset tembus Rp 159 Miliar 

 Selasa, 11 Februari 2025

32 tahun ngayah di lpd sibangkaja


 

Badung, Bali | Newsyess.com –Di tengah perjalanan waktu yang mengalir bagai sungai, terdapat kisah inspiratif tentang pengabdian tanpa henti. Pada hari Senin, 10 Februari 2025, Redaksi Newsyess.com meninjau kantor LPD Desa Adat Sibangkaja di Badung dan bertemu dengan sosok yang telah mendedikasikan hidupnya selama 32 tahun untuk membangun institusi keuangan desa adat yang sederhana namun penuh makna. Inilah profil I Made Sudana, SH, Pemucuk LPD Desa Adat Sibangkaja, yang telah mengukir perjalanan sejak berdirinya LPD pada tahun 1992.

Awal Perjalanan: Dari Kekosongan Menuju Harapan
Bagi I Made Sudana, awal pengabdiannya di LPD merupakan titik tolak kehidupan yang baru. "Pada waktu itu, kami baru saja menamatkan studi di fakultas dan belum memiliki pekerjaan. Tidak ada bayangan tentang apa itu LPD, apalagi bagaimana kelak perannya bagi masyarakat," ujarnya dengan mata yang penuh kenangan.
Inisiatif dari dinas dan pihak adat lahir untuk mendirikan LPD sebagai lembaga yang mampu memberikan perlindungan keuangan di tengah keterbatasan. Tanpa ragu, Sudana ditunjuk dan mengisi kekosongan itu, meski ia belum pernah membayangkan besarnya peran yang akan diembannya.
"Bagi saya, itu adalah panggilan. Kami tidak memikirkan soal gaji atau imbalan materi. Yang terpenting adalah niat tulus untuk berkontribusi bagi masyarakat," kenangnya.

Bertiga di Awal, Bersama Mengukir Prestasi
Di awal berdirinya LPD, hanya ada tiga orang yang bersama-sama menggarap lembaga ini. Dengan modal awal sebesar Rp5 juta, mereka menjalankan tugas serba guna—mulai dari mengumpulkan iuran sebagai kolektor, hingga mengelola kas sebagai bendahara.
"Pada masa itu, kami bergiliran menjalankan tugas sebagai kepala, kolektor, dan kasir. Pengalaman pertama yang sederhana itu mengajarkan kami tentang pentingnya kerja sama dan tanggung jawab," tutur Sudana.
Usaha mereka tidak sia-sia. Dalam tiga tahun pertama, pendapatan tertinggi yang tercatat mencapai Rp150 ribu, dan setelah sepuluh tahun, LPD mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan hingga mampu mencapai omset miliaran rupiah.
"Perjalanan itu bukan tanpa liku. Ada suka dan duka, namun kebahagiaan terbesar adalah saat kami melihat masyarakat terbantu melalui pinjaman dan layanan keuangan yang kami sediakan," tambahnya dengan senyum penuh haru.

Tantangan dan Filosofi Hidup
Meski telah mengabdi selama tiga dekade, I Made Sudana mengakui bahwa perjalanan membangun LPD tidaklah mudah. Terkadang, ada kekecewaan dari masyarakat yang tidak sepenuhnya memahami tugas dan peran LPD. "Terkadang, masyarakat tidak mengerti bahwa apa yang kami lakukan bukan semata-mata untuk keuntungan pribadi, melainkan untuk memberikan perlindungan dan bantuan bagi mereka yang membutuhkan," ungkapnya.

Ia juga pernah memimpikan untuk mencapai aset yang fantastis, seperti Rp100 miliar, namun filosofi hidupnya selalu mengingatkan bahwa setiap aliran harus mengalir dengan alami. "Prinsip saya adalah seperti petapan air yang mengalir, tidak perlu dipaksakan. Kita harus bekerja sesuai kemampuan dan aturan yang ada. Karena suatu saat, LPD akan mencapai batas maksimalnya, dan kita harus bijak untuk berjalan sesuai irama zaman," jelasnya.

Harapan untuk Generasi Mendatang
Kini, di usianya yang hampir mencapai puncak karier, Sudana memandang ke depan dengan penuh harapan. Meskipun ia sudah berpengalaman selama 32 tahun, ia menyadari bahwa regenerasi adalah kunci untuk kelanjutan dan keberlanjutan LPD Desa Adat Sibangkaja.
"Harapan saya, generasi muda di desa ini akan terus menjaga dan meneruskan apa yang telah kami bangun. LPD bukan hanya tentang angka, melainkan tentang kepercayaan dan kebersamaan. Saya ingin melihat adanya pengurus yang benar-benar berasal dari masyarakat, yang memahami nilai-nilai adat dan mampu membawa LPD ini ke masa depan yang lebih baik," ungkapnya.

Di tengah keterbatasan desa yang tidak memiliki pendapatan asli desa seperti labu atau pasar tradisional, LPD menjadi satu-satunya sumber keuangan bersama yang membantu pembangunan melalui dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat. "Itulah mengapa saya percaya bahwa LPD ini memiliki peran vital untuk menjaga keutuhan dan kesejahteraan desa. Kita harus bersatu, bukan hanya di bawah satu orang, tapi dalam semangat gotong royong yang telah diwariskan turun-temurun," pungkasnya.

Refleksi Perjalanan dan Kebanggaan
Menyusuri perjalanan 32 tahun itu, I Made Sudana, SH, mengakui bahwa meskipun terdapat tantangan dan keterbatasan, rasa bangga dan kepuasan tersendiri selalu menyelimuti setiap langkahnya.
"Saya bangga bisa membantu masyarakat. Setiap tahun, kami mampu menyisihkan sebagian hasil kerja untuk risadat dan pembangunan desa. Hal itu bukan hanya soal materi, tetapi juga simbol penghormatan terhadap tradisi dan harapan bersama," ujar Sudana dengan penuh keikhlasan.

Bagi I Made Sudana, LPD Desa Adat Sibangkaja adalah bukti nyata bahwa keberhasilan dibangun dari kerja keras, ketulusan hati, dan kebersamaan dalam menghadapi setiap ujian. Meskipun jalan yang ditempuh tidak selalu mudah, setiap tantangan selalu berhasil diatasi berkat semangat yang tak pernah padam.

Menyulam harapan di tengah waktu, I Made Sudana, SH, mengajak kita semua untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai gotong royong serta kepercayaan yang telah mengantarkan LPD ini ke puncak keberhasilan. Semoga kisahnya menjadi inspirasi bagi setiap insan yang berjuang demi kesejahteraan dan kemajuan bersama.
(Tim Redaksi Newsyess.com)


Penulis : Tim Klungkungnews


Siapa Calon Bupati Buleleng 2024 Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024



Siapa Calon Wakil Walikota Denpasar Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024