Tokoh
Peringatan Perang Kusamba: Tanggung Jawab Pemkab Klungkung dan Warisan Heroik Melawan Penjajah Belanda**
Minggu, 26 Mei 2024
Perang heroik Kusamba klungkung
**Peringatan Perang Kusamba: Tanggung Jawab Pemkab Klungkung dan Warisan Heroik Melawan Penjajah Belanda**
Perang Kusamba atau Perang Bali III terjadi pada tahun 1849 di Desa Kusamba, yang kini masuk dalam wilayah Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali. Pada masa Perang Kusamba, daerah ini diperintah oleh Dewa Agung Putra Kusamba, putra sulung Dewa Agung Sakti, Raja Kerajaan Klungkung. Perang Kusamba merupakan bagian dari serangkaian perlawanan rakyat Bali terhadap Belanda, yang dipicu oleh Hukum Tawan Karang.
Peringatan Perang Kusamba bukan hanya menjadi tanggung jawab Desa Kusamba semata, melainkan seharusnya juga menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung untuk dapat merayakan peristiwa heroik ini setiap tahunnya. Perang Kusamba merupakan sejarah penting di mana Jenderal Michell dari Belanda terbunuh oleh serangan laskar Kerajaan Klungkung yang kala itu dipimpin oleh Ida Dewa Agung Sri Kanya.
Ketua Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) Partai Gerindra Kabupaten Klungkung, yang juga selaku Anggota DPRD Klungkung Anak Agung Gede Sayang Suparta , SH, dalam wawancara khusus dengan redaksi Newsyess.com, di sela-sela acara pada Sabtu malam, 25 Mei 2024, menyampaikan apresiasinya terhadap Penjabat (PJ) Bupati Klungkung yang memberikan perhatian khusus terhadap peringatan ini. Dalam sambutannya, PJ Bupati menekankan pentingnya mengangkat sejarah Perang Kusamba tidak hanya sebagai agenda tahunan daerah, tetapi juga sebagai sejarah perjuangan bangsa di tingkat nasional.
Pelaksanaan peringatan Perang Kusamba tahun ini diorganisir oleh Karang Taruna Desa Kusamba. PJ Bupati Klungkung dalam sambutannya menggaris bawahi bagaimana perjuangan gigih para pahlawan Klungkung melawan penjajah Belanda dapat menjadi motivasi nasional. Perang Kusamba, yang dipimpin oleh Ida Dewa Agung Sri Kanya, berhasil membunuh Jenderal Michell, suatu prestasi luar biasa yang seharusnya diakui dan dirayakan lebih luas.
Anak Agung Gede Sayang Suparta yang juga selaku tokoh Puri menekankan bahwa Perang Kusamba merupakan cikal bakal dari Perang Puputan Klungkung. Ia menyatakan bahwa peringatan ini seharusnya tidak hanya terbatas pada Desa Kusamba, tetapi harus diangkat ke tingkat nasional. Ia menyoroti bahwa peristiwa ini adalah satu-satunya perang di Bali yang berhasil membunuh seorang jenderal Belanda, yang membuatnya layak menjadi ikon heroik di Klungkung.
Ia juga menyampaikan kritik terhadap pemerintah yang selama ini belum mengangkat peringatan Perang Kusamba sebagai ikon penting Klungkung. Menurutnya, pemerintah daerah seharusnya menjadikan peringatan ini sebagai acara tahunan yang terkoordinir dengan baik, dengan dukungan anggaran yang memadai. Anak Agung Gede Sayang Suparta berjanji untuk mendorong penganggaran yang tepat agar peringatan ini dapat menjadi agenda tahunan yang bermakna dan tidak hanya bersifat sektoral.
Peringatan ini diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk lebih gigih berjuang membangun dan mempertahankan Klungkung. Semangat perjuangan laskar Klungkung melawan penjajah, meskipun menghadapi senjata modern Belanda, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat Klungkung untuk bekerja keras demi kesejahteraan dan kemajuan daerah mereka.
Sebagai penutup, Anak Agung Gede Sayang Suparta berharap peringatan Perang Kusamba dapat menjadi ikon martabat dan harga diri masyarakat Klungkung. Ia mendorong pemerintah untuk mengingat dan menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang mempertahankan tanah air, serta menjadikan peringatan ini sebagai simbol perjuangan dan kebanggaan bagi generasi mendatang.(timnewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024