Tokoh
Pelebon Agung Tjokorda Bagus Santaka: Puri Agung Ubud dan Mengwi Bersatu dalam Kebesaran Adat
Minggu, 14 April 2024
Pelebon agung di puri ubud
GIANYAR, - Perayaan sakral Royal Cremation atau pelebon Tjokorda Bagus Santaka, putra dari Puri Saren Kauh, menggema megah di langit Ubud pada hari Minggu, 14 April 2024. Acara ini menandai penghormatan terakhir bagi sosok yang dihormati, dengan Puri Agung Ubud dan Puri Agung Mengwi Badung menyatukan langkah dalam upacara yang sarat makna.
Sebagai persiapan menuju puncak upacara, Puri Agung Mengwi Badung telah mengirimkan persembahan sarana upakara yang megah. Dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung, rombongan ini membawa persembahan dengan iringan Mepeed yang meriah, menghiasi jalanan menuju Puri Agung Ubud. Langkah mereka sarat dengan nuansa kebersamaan, memperkuat ikatan turun-temurun antara kedua kerajaan.
Anak Agung Gde Agung, penglingsir Puri Ageng Mengwi, menegaskan bahwa upacara ini tidak hanya sekadar ritual, namun juga memperkuat hubungan kekerabatan yang telah terjalin selama bertahun-tahun. "Dresta ini adalah simbol dari rasa kebersamaan yang mendalam antara kedua puri," ujarnya.
Puri Agung Ubud, tempat pelebon diadakan, menjadi saksi kebesaran adat yang diselenggarakan dengan penuh pengabdian. Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati, panglingsir Puri Agung Ubud, menyambut hangat kedatangan rombongan dari Mengwi, mengakui hubungan keluarga yang erat antara kedua puri. "Melalui kegiatan ini, kami ingin menegaskan pentingnya merawat hubungan kekerabatan ini untuk generasi mendatang," ujarnya.
Terkait persiapan teknis, Bade Tumpang Sia setinggi 25 meter, Lembu Tangi, dan Naga Banda telah dipersiapkan dengan seksama. Cok De, yang juga merupakan Undagi Bade Profesor, memastikan keindahan dan ketelitian piranti upakara ini mencerminkan kebesaran acara tersebut.
Pada hari puncaknya, ribuan pasang mata akan memenuhi jalanan Ubud, menyaksikan pengarakan Bade Ageng dan pirantinya tanpa menggunakan alat bantu roda. "Ini adalah perayaan yang membangkitkan semangat gotong royong dan kebersamaan di antara masyarakat Bali," kata Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah.
Tjokorda Bagus Santaka, yang dikenal sebagai sosok penyembuh yang rendah hati, meninggalkan warisan berharga bagi Bali. Pelebon ini bukan hanya sekadar perpisahan, namun juga penghormatan atas jasa-jasanya bagi masyarakat.
Sebelum prosesi pelebon dimulai, prosesi adat telah dilaksanakan dengan khidmat. Nyiramin, pangaskaran, dan pamlaspasan Naga Banda menjadi bagian dari rangkaian persiapan menuju momen sakral tersebut.
Puncak acara pelebon ini juga menghadirkan tantangan logistik bagi pemerintah setempat. Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, I Made Arianta, memastikan kesiapan dalam menangani lalu lintas dan parkir untuk menampung ribuan warga serta tamu yang akan hadir.
Dengan keseriusan dan keindahan yang diselenggarakan, Royal Cremation untuk mendiang Tjokorda Bagus Santaka tidak hanya menjadi peristiwa adat, tetapi juga perayaan kebersamaan dan penghormatan atas jasa-jasa yang telah dilakukan. Ini adalah momen yang memperkuat dan memelihara nilai-nilai adat dan kekerabatan yang kaya di Bali.
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024