Tokoh
Nyepi Sebagai Refleksi dan Introspeksi Diri Oleh : Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sabtu, 09 Maret 2024
Makna nyepi tahun saka 1946
Denpasar, Klungkungnews. Com
Nyepi yang jatuh pada tanggal 11 Maret 2024 (Tahun Caka 1946) merupakan momen untuk merefleksi diri dan introspeksi.
Nyepi dilaksanakan dengan menaati Catur Brata Penyepian. Catur Brata Penyepian adalah pantangan yang wajib dilaksanakan dan dipatuhi umat Hindu, yakni amati karya ( tidak bekerja), amati geni (tidak menghidupkan api), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Nyepi memiliki filosofi yang mana umat Hindu memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk melakukan penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya). Nyepi mengandung arti sepi atau sunyi, dan dirayakan setiap 1 tahun saka.
Penyucian buana agung dilakukan dengan melasti. Melasti merupakan suatu upacara yang dilakukan oleh umat Hindu guna menyucikan atau membersihkan jagat (Bumi), menyucikan bhuana agung (alam semesta) beserta isinya sebelum dilaksanakannya tawur kesanga pada hari Pengerupukan yaitu sehari sebelum Nyepi.
Suasana sunyi yang diciptakan inilah merupakan momen untuk merefleksi diri dan introspeksi atas segala bentuk pemikiran, perkataan dan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan keseharian. Inilah merupakan bentuk penyucian buana alit.
Dengan adanya refleksi diri dan introsfeksi diri diharapkan pelaksanaan Nyepi berjalan dengan penuh kedamaian. Perayaan Nyepi tidak saja dilaksanakan oleh umat Hindu Bali tetapi juga dilaksanakan oleh umat Hindu di luar Bali.
Harapan umat Hindu pelaksanaan Nyepi tahun 2024 tidak akan diwarnai oleh bentuk-bentuk intoleran. Bentuk-bentuk intoleran sudah seharusnya dilenyapkan dan disingkirkan demi keharmonisan hidup.
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024