Denpasar, klungkungnews. Com 

Jelang perhelatan politik 2024 sudut-sudut jalan dihiasi dengan baliho capres cawapres dan caleg. Foto baliho capres-cawapres dan caleg terlihat ramah dengan senyuman menandakan sebuah harapan dari dari masyarakat. 

Foto-foto diisi keterangan mohon dukungan dan program yang akan dilakukan nanti ketika terpilih. Dari sekian baliho yang terpasang, beberapa baliho Mas Bowo menarik perhatian. 

Mas Bowo dengan Mas Gibran bukan dipasang fotonya tetapi digantikan dengan kartun berupa animasi kartun  3D. 

Kedua kartun tersebut tampak menggemaskan. Boleh dibilang sangat “cute”. Mengapa image ini yang ditonjolkan? 

Kita masih ingat kesukaan Mas Bowo joget-joget pada saat bertemu pendukungnya. Joget Mas Bowo sangat khas. Gerakan patah-patah dan jingkrak-jingkrat jadi penciri  jogetnya Mas Bowo. 
    
Kata gemoy akhir-akhir ini viral dan banyak digunakan di media sosial. Kata gemoy dialamatkan kepada Mas Bowo calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). 

Mas Bowo disebut gemoy atau menggemaskan oleh kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hanya saja, Prabowo tak mengetahui arti kata gemoy yang merupakan bahasa gaul anak muda itu. 

Momen jenaka itu terjadi ketika Prabowo berpidato dalam acara deklarasi dukungan PSI di Ballroom The Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023) malam. 

Pada salah satu bagian pidatonya, Prabowo bercerita soal ia yang telah memetik pengalaman berharga usai kalah berkali-kali dalam pertarungan pilpres. Prabowo melanjutkan ceritanya dengan mengisahkan masa muda.

 “Jadi, saya waktu masih muda, sekarang agak muda ya kan? Ya emang gue tua? Enak aja lo,” kata Prabowo bergurau. 

Merespons candaan tersebut, sejumlah kader PSI menyebut mas Bowo gemoy. “Gemoy, Pak,” teriak sejumlah kader PSI. 
Kata gemoy merupakan bahasa gaul yang berasal dari kata gemas. 

Berdasar KBBI arti kata gemas adalah 1) sangat jengkel (marah) dl hati, 2 sangat suka (cinta) bercampur jengkel; jengkel-jengkel (cinta). 

Kata gemoy dalam bahasa gaul mempunyai makna yang berbeda dengan kata gemas. Kata gemoy dalam bahasa gaul untuk menggambarkan hal-hal yang memicu perasaan lucu dan menggemaskan.

Image  gemoy ini sudah melekat pada diri Mas Bowo. Jika dikaji dari kajian semantik kata gemoy tepat diperuntukkan untuk bayi dan anak-anak yang agak gemuk dan tingkah lakunya bikin gemas. 

Kata gemoy juga cocok untuk remaja yang mempunyai tubuh yang agak berisi dan tingkah lakunya menggemaskan. Image gemoy kurang cocok untuk Mas Bowo. 

Mas Bowo saat ini sudah berumur 70-an. Beberapa sumber menyatakan bahwa kesehatan Mas Bowo kurang fit. Ketika Mas Bowo blusukan beliau mengalami kesulitan dalam berjalan.

Tim pemenangan tentu tidak ingin mengubah citra Mas Bowo sebagai capres gemoy. Oleh karena itu, dalam beberapa baliho yang terpajang yang ditampilkan bukan foto Mas Bowo dan Mas Gibran tetapi diganti dengan kartun yang cute. 

Jika dikaji dari ilmu Semiotik Saussure ada makna tersirat pada penggunaan kartun tersebut. Teori Semiotik Saussure ada yang disebut penanda dan petanda. 

Penanda merupakan unsur yang terlihat, terdengar dan terasa pada sebauh objek. Sedangkan petanda adalah konsep, makna, esensi dan pikiran dari apa yang terlihat, terdengar dan terasa pada objek. 

Kedua unsur ini saling berhubungan dan menjadi hal utama dalam teori semiotik. 
Kartun cute dan gemoy yang ada pada baliho-baliho Mas Bowo merupakan penanda. 

Kartun kira-kira berumur 25-an tahun untuk Mas Bowo dan berumur 15-an tahun. Kedua kartun tersebut pipinya tembem untuk Mas Bowo dan agak berisi untuk Mas Gibran. 

Deksripsi itu tentu mempunyai makna tertentu. Makna inilah merupakan sebuah petanda. Cara kampanye yang dilakukan dengan menggunakan kartun cute untuk mempertahankan image Mas Bowo sebagai capres yang gemoy. 

Cara ini dilakukan Tim pemenangan Mas Bowo adalah  sah-sah saja. Yang penting ajang politik 2024 berjalan damai, jujur, dan adil.