News
Bendesa Desa Adat Tengkulak Kelod Apresiasi Semangat Ngayah Ibu-Ibu untuk Melestarikan Seni dan Budaya Bali
Jumat, 27 Desember 2024
Bendesa adat tengkulak kelod
Gianyar | Newsyess.com – Dalam acara tahunan di Pura Ulun Suwi Batugaing, Kamis (26/12/2024), Bendesa Adat Desa Tengkulak Kelod, I Dewa Ngakan Suarbawa, SH, memberikan apresiasi tinggi atas semangat ibu-ibu yang ngayah dengan membawakan Tarian Margapati. Acara ini menjadi momentum penting dalam upaya melestarikan seni dan budaya Bali yang diwariskan oleh leluhur.
Semangat Ngayah Tanpa Pamrih
I Dewa Ngakan Suarbawa mengungkapkan rasa bangganya terhadap ibu-ibu yang telah meluangkan waktu untuk latihan di tengah kesibukan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. “Semangat ibu-ibu ini luar biasa. Mereka tidak hanya menjaga tradisi tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk mencintai budaya Bali. Tarian Margapati yang mereka bawakan mencerminkan kekuatan, keberanian, dan ketulusan pengabdian,” ujarnya.
Ibu-ibu yang tampil pada acara tersebut mengaku latihan dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing tanpa melibatkan pelatih profesional. Meski demikian, hasilnya tetap memukau dan mendapat apresiasi luas dari masyarakat. “Latihan dilakukan di sela-sela kesibukan kami di rumah. Tidak ada guru, hanya semangat dan kebersamaan yang membuat kami bisa tampil maksimal,” kata salah satu peserta.
Dukungan dari Perangkat Desa Kemenuh
I Gusti Ayu Sri Utari, Kepala Desa Kemenuh, yang turut hadir Manarikan Tarian margapti dalam acara tersebut, memberikan dukungannya terhadap semangat ngayah ibu-ibu. “Saya sangat bersyukur bisa melihat semangat ibu-ibu di sini. Mereka adalah contoh nyata bahwa usia atau kesibukan bukanlah penghalang untuk terus melestarikan adat dan budaya kita. Semoga semangat ini terus terjaga,” ungkapnya.
Menurutnya, ngayah bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga bentuk partisipasi nyata dalam menjaga keharmonisan adat dan budaya. “Harapan saya, semangat seperti ini terus diwariskan kepada generasi muda. Ngayah adalah bagian dari identitas kita sebagai masyarakat Bali,” tambahnya.
Tarian Margapati sebagai Simbol Pelestarian Seni
Tarian Margapati yang ditampilkan pada malam itu menjadi daya tarik utama. Tarian ini tidak hanya menunjukkan estetika seni tari tradisional Bali, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Margapati melambangkan keberanian dan kekuatan, nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan masyarakat Bali.
Ibu-ibu yang tampil mengaku berusaha maksimal meski latihan hanya dilakukan dalam waktu singkat. “Kami berlatih sekitar dua minggu sebelum tampil, selebihnya latihan mandiri di rumah. Semua dilakukan dengan semangat ngayah tanpa pamrih,” ujar salah satu peserta.
Harapan untuk Masa Depan Seni dan Budaya
Baik Bendesa Adat maupun Kepala Desa Kemenuh berharap acara seperti ini dapat terus dilaksanakan setiap tahun dan menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk melestarikan seni dan budaya Bali. “Ngayah adalah wujud pengabdian kita kepada Tuhan, masyarakat, dan budaya kita sendiri. Selama ada semangat ngayah, seni dan budaya Bali akan tetap hidup,” tutup I Dewa Ngakan Suarbawa.
Acara di Pura Ulun Suwi Batugaing malam itu menjadi bukti nyata bahwa kebersamaan dan semangat gotong royong adalah kunci pelestarian tradisi. Dengan dukungan penuh dari para tokoh adat dan masyarakat, seni dan budaya Bali tetap terjaga di tengah arus modernisasi. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024