Tokoh
44 Tonggak Peradaban: Penanda Bali Era Baru di Bawah Kepemimpinan Wayan Koster dan Cok Oka Sukawati
Rabu, 31 Juli 2024
44 tonggak, peradaban Bali era baru
Bali, Newsyess.com - 31 Juli 2024 – Di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dan Wakil Gubernur Cok Oka Sukawati, Bali memasuki era baru dengan meluncurkan 44 tonggak peradaban yang menandai pembangunan berkelanjutan dan komprehensif di Pulau Dewata. Dengan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana, mereka berkomitmen untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, guna mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia, baik secara skala maupun niskala.
Prinsip Trisakti Bung Karno sebagai Landasan
Visi pembangunan ini selaras dengan prinsip Trisakti Bung Karno: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Implementasinya dilakukan melalui pembangunan yang terpola, menyeluruh, terencana, terarah, dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
Fokus pada Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali
Pembangunan Bali era baru mencakup tiga aspek utama: Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali. Gagasan ini bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, yaitu enam sumber utama kesejahteraan dan kebahagiaan kehidupan manusia. Keenam sumber tersebut adalah Atma Kerthi (penyucian dan pemuliaan jiwa), Segara Kerthi (penyucian dan pemuliaan pantai dan laut), Danu Kerthi (penyucian dan pemuliaan sumber air), Wana Kerthi (penyucian dan pemuliaan tumbuh-tumbuhan), Jana Kerthi (pemuliaan manusia), dan Jagat Kerthi (penyucian dan pemuliaan alam semesta).
Lima Bidang Prioritas Pembangunan
Pelaksanaan visi "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" difokuskan pada lima bidang prioritas:
1. Pangan, Sandang, Papan
2. Kesehatan dan Pendidikan
3. Jaminan Sosial dan Ketenagakerjaan
4. Adat, Agama, Tradisi, dan Seni Budaya
5. Pariwisata
Keseluruhan pencapaian pembangunan Bali ini didukung oleh pembangunan infrastruktur yang terkoneksi dan terintegrasi, serta ditandai dengan 44 tonggak peradaban sebagai penanda Bali era baru.
Memuliakan Desa Adat
Salah satu tonggak utama adalah memuliakan desa adat. Desa adat telah menjadi benteng pertahanan peradaban Bali sejak ribuan tahun dan merupakan warisan adiluhur leluhur dan langit Bali. Gubernur Wayan Koster memperkuat kedudukan, kewenangan, dan fungsi desa adat melalui kebijakan fundamental, monumental, dan bersejarah dengan memberlakukan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali.
Penguatan desa adat dilakukan melalui tindakan nyata yang konsisten, termasuk membentuk Dinas Pemajuan Masyarakat Adat, memberikan anggaran 300 juta rupiah per desa adat dengan total 447,9 miliar rupiah untuk 1.493 desa adat, membangun 10 kantor Majelis Desa Adat (MDA) provinsi dan 9 kota/kabupaten, menyediakan tenaga administrasi, sarana prasarana, dan mobil untuk semua kantor MDA, serta membangun tata kelola desa adat dengan aplikasi SI KUAT.
Menuju Bali yang Sejahtera dan Bahagia
Komitmen ini menunjukkan bahwa Bali era baru tidak hanya mengedepankan pembangunan fisik, tetapi juga spiritual dan kultural, yang semuanya berpadu untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia. Dengan visi dan langkah nyata yang diambil oleh Gubernur Wayan Koster dan Wakil Gubernur Cok Oka Sukawati, Bali bergerak maju dalam menjaga dan memuliakan warisan budaya dan alamnya, sekaligus beradaptasi dengan tantangan zaman modern.
Transformasi ini diharapkan akan membawa Bali menuju kehidupan yang lebih harmonis dan seimbang, menggabungkan tradisi leluhur dengan inovasi masa kini, sehingga Bali tetap menjadi pulau yang dihormati dan dicintai, tidak hanya oleh masyarakat lokal tetapi juga oleh dunia.(Tim Newsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024